Nabire – Tidak terima dengan hasil seleksi DPR Papua Tengah (DPRPT) jalur pengangkatan Otsus, sejumlah massa yang menamakan diri Forum Intelektual Kabupaten Puncak lakukan aksi demo damai di depan Kantor Gubernur Papua Tengah, Jalan Merdeka, Distrik Karang Mulia, Nabire, Kamis (6/2/2025).
Dalam aksinya, massa menolak hasil pengumuman calon terpilih, atas nama Petrus Asso yang mewakili Kabupaten Puncak.
“Kami yang menolak ini bukan karena rasis tapi kami tau dia (Petrus Asso) memang asal Kabupaten Puncak, tapi secara prosedur dan undang-undang tidak sesuai dengan kriteria yang diajukan,” kata koordinator aksi, Nelhol Magai.
Kata Nelhol yang juga mantan anggota DPRD Nabire 2 periode itu, baru memiliki KTP Puncak pada saat mendaftar sebagai calon anggota DPRPT jalur Otsus.
BACA JUGA: Pascabentrok 2 Pendukung Paslon di Puncak Jaya, 8 Orang Dievakuasi ke Jayapura
Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP)106 tahun 2021, butir C yang menjelaskan tentang domisili dari kabupaten selama 5 tahun.
“Undang-undang menjelaskan seperti begitu, makanya kami menuntut. Petrus dipindahkan dari kabupaten Nabire ke Puncak pada 10 Desember 2024, ini kemarin.Ini tidak memenuhi syarat secara administrasi,” ujarnya.
Untuk itu, Nelhol dengan tegas menyampaikan, aksi yang dilakukan guna mendapatkan kembali hak kesulungan.
“Kami masa menuntut agar tim seleksi menggugurkan Petrus Asso dan meloloskan Agustinus Kiwak dan Bernar Murib sebagai calon anggota DPRP PT yang memang berdomisili di Kabupaten Puncak,” tegasnya.
Dihadapan para pendemo, Staff Ahli gubernur, Bidang Kemasyarakatan, SDM dan Pengembangan Otsus, Ukkas mengaku seleksi ini dilakukan oleh panitia.
“Kami bukan pengambilan keputusan, gubernur juga tidak bisa mengambil keputusan karena ini ada panitia yang menyeleksi sehingga ada calon yang dinyatakan lolos sebanyak 11 orang termasuk bapak Petrus Asso,” ungkap Ukkas.
Dirinya mengaku, aspirasi yang disampaikan ini bakal diteruskan ke pimpinan, guna dimintai penjelasan dari pihak pansel terkait masalah penetapan ini. (*)