Nabire – Program Makan Bergizi Nasional (MBG) yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto banyak mendapat penolakan di sejumlah daerah di Tanah Papua.
Pasca penolakan tersebut, Staf Khusus Menteri Pertahanan Bidang Kedaulatan Letkol (Tituler) Lenis Kogoya pun turun langsung ke Tanah Papua untuk melakukan sosialisasi soal program tersebut.
Letkol Lenis mengatakan, pihaknya bakal menggandeng Lembaga Masyarakat Adat (LMA) di dua Provinsi yang ada di Tanah Papua.
Dua Provinsi tersebut kata Letkol Lenis adalah Provinsi Papua Pegunungan dan Papua Tengah.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Tiba di Nabire Letkol (Tituler) Lenis Kogoya Kunjungi SD Sion Oyehe
“Jadi keberadaan LMA ini adalah untuk mengawasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat soal pentingnya program MBG dari pemerintah,” kata Lenis kepada wartawan usai kegiatan di SD Oyehe, Selasa (11/3/2025).
Dikatakan, peran LMA sangat penting dalam program tersebut karena menurut Letkol Lenis, LMA sangat dekat dengan masyarakat.
“Masyarakat adalah bagian dari LMA, sehingga sangat penting LMA ada di tengah masyarakat untuk memberikan sosialisasi MBG,” tukasnya.
Terkait penolakan MBG di sejumlah daerah di Tanah Papua, Letkol Lenis mengatakan, penolakan tersebut karena masyarakat belum paham soal pentingnya program pemerintah tersebut.
BACA JUGA: BESOK Letkol (Tituler) Lenis Kogoya Tiba di Nabire-Papua Tengah, Ini Jadwalnya!
“Yang tolak itu karena belum paham. Untuk itu, kami libatkan LMA untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat di daerah-daerah, tukasnya.
Gelombang Penolakan MBG
Puluhan siswa SMP-SMA di Kabupaten Nabire, Papua Tengah digiring ke Mapolres Nabire karena melakukan aksi demo tolah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Para pelajar tersebut menuntut sekolah gratis.
BACA JUGA: Soal MBG, Meki Nawipa Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi: Sekolah Gratis dari Gubernur
“Pelajar yang melakukan demo ini menolak Makan Bergizi Gratis dari pemerintah. Alasannya banyak pemberitaan yang menyiarkan bahwa beberapa kota di Pulau Jawa pelajarnya keracunan sehingga mereka menolak program tersebut,” kata Kapolres Nabire AKBP Samuel Dominggus Tatiratu, Senin (17/2/2025).
Dikatakan, sejumlah pelajar tersebut diamankan di beberapa titik di Kota Nabire saat melakukan aksi demo tolak Program MBG. Setelah diamankan, langsung diberikan pemahaman di Polres Nabire.
“Mereka (pelajar) diamankan di dua lokasi berbeda yaitu di Kota Baru dan di depan Gereja Sion, Diatrik Karang Mulai,” ujarnya.
Samuel mengatakan, setelah para pelajar digiring ke Mapolres Nabire, mereka diberikan arahan soal manfaat dari program MBG tersebut. Ia menyebut, para pelajar tersebut berjanji tidak akan mengulangi aksi serupa.
“Mereka berjanji tidak melakukan aksi serupa,” katanya.
Ia mengatakan, tuntutan awal dari pelajar tersebut adalah sekolah gratis bukan makan gratis. Alasannya, ada beberapa pelajar di Pulau Jawa yang keracunan akibat program tersebut.
BACA JUGA: Ketua KNPB Zadrak Lagoan Jadi Dalang Aksi Demo Tolak Program MBG di Sentani
“Mereka juga tidak menginginkan makan gratis melainkan sekolah gratis. Menurut para pelajar tersebut, untuk makanan, orangtua mereka sudah menyiapkannya, namun yang menjadi persoalan mendasar masyarakat khususnya di Nabire adalah kebutuhan akan sekolah gratis,” kata Samuel.
Dikatakan, untuk persoalan siswa yang keracunan akibat program tersebut, pihaknya menyampaikan bahwa hal tersebut belum tentu benar. Polres Nabire pun memberikan himbauan kepada pelajar bahwa program MBG masih dikaji oleh pemerintah Provinsi maupun kabuoaten dan juga Badan Gizi Nasional. (*)