Nabire – Kapolda Papua Tengah Brigjen Pol Alfred Papare mengatakan, pihaknya telah menahan 6 orang kepala perang atau panglima perang di Kabupaten Puncak Jaya. Penahanan tersebut karena keenam orang tersebut diduga punya pengaruh mengerahkan massanya untuk melakukan pertikaian.
Sekadar diketahui, pertikaian antarkelompok pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Puncak Jaya memakan korban jiwa dan terbakarnya sejumlah rumah dan fasilitas umum lainnya.
Aksi saling serang tersebut terjadi pada 27 November 2024 pada saat tahapan pemungutan suara. Kemudian terjadi lagi pada 5 Februari 2025. Pertikaian berlanjut lagi 12 Februari 2025 dan yang terakhir 3 Maret 2025.
Akibatnya, sebanyak 9 meninggal dunia dari kedua kubu Paslon, korban luka-luka sebanyak 428 orang, bangunan terbakar sebanyak 179, data kendaraan yang terbakar 18 unit serta pengungsi sebanyak 1.933 orang yang tersebar di beberapa tempat.
BACA JUGA: Pertikaian Antarkelompok di Puncak Jaya, Kapolda: 6 Orang Ditahan-9 Warga Tewas
“Sampai hari, situasi Kamtibmas di Mulia-Puncak Jaya masih aman dan kondusif. Beberapa waktu lalu kami sudah melakukan razia dan sekaligus penangkapan 6 kepala-kepala perang. Enam orang tersebut, 3 dari pendukung Paslon 01, dan 3 dari pendukung Paslon 02,” kata Alfred kepada wartawan, Senin (17/3/2025).
Dengan ditangkapnya kepala perang tersebut, pihaknya berharap masyarakat dari kedua Paslon tidak lagi melakukan aksi saling serang.
@nabirenews2025_official Polda Papua Tengah Amankan 3 Panglima Perang di Puncak Jaya Polda Papua Tengah berhasil mengamankan tiga pentolan panglima perang dari pasangan calon bupati dan wakil bupati Puncak Jaya. Ketiganya ditangkap saat Polisi dan TNI melakukan razia alat perang di wilayah tersebut pada, Minggu (9/3/2025). #puncakjaya #papuatengah #poldapapuatengah #kapoldapapuatengah #alfredpapare #pertikaian #pertikaiandipuncakjaya #panglimaperang #polrespuncakjaya #kotamulia #tni #polri #tnipolri
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
“Kami berharap, pascarekapitulasi KPU RI pada 12 Maret 2025 situasi tetap aman, dan masing-masing pihak yang mau gugat ke MK dipersilahkan. Yang jelas, aktivitas masyarakat di Mulai sudah kembali normal, namun untuk anak sekolah belum terlaksana karena banyak guru-guru yang jadi korban dimana rumah mereka terbakar,” ujarnya.
Alfred pun berharap, pemerintah daerah bisa lebih cepat mengambil alih untuk memulihkan situasi dengan mengatasi rumah guru yag dibakar sehingga anak-anak bisa kembali bersekolah.
BACA JUGA: [BERITA VIRAL] Gubernur Papua Tengah Soal Puncak Jaya di Tiktok
Disinggung soal status hukum dari 6 orang kepala perang tersebut, Alfred mengatakan saat ini proses pemeriksaan sedang dilaksanakan oleh Reserse.
“Dalam waktu dekat akan kami sampaikan, berapa orang yang nanti diproses hukum,” katanya.
Alfred menegaskan, untuk jumlah kekuatan aparat TNI-Polri di Puncak Jaya sudah cukup untuk mengantisipasi aksi saling serang di Puncak Jaya.
“Tapi kami berharap, tidak ada lagi aksi saling serang, sehingga aktivitas di Mulia dan sekitarnya bisa normal kembali,” pungkasnya. (*)