Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Kesehatan

Percakapan Lalat di Tumpukan Sampah: Manusia Sumber Kehancuran Kami?

×

Percakapan Lalat di Tumpukan Sampah: Manusia Sumber Kehancuran Kami?

Sebarkan artikel ini
Tampak tumpukan sampah di depan Pasar Kalibobo, Kabupate Nabire, Papua Tengah pada Rabu (2/4/2025). (Dok. NabireNews.com)
Example 468x60

NabireNews.com | Dua lalat berdiskusi di atas tumpukan sampah mengenai kebiasaan manusia yang semakin merusak lingkungan. Simak percakapan mereka yang menyentuh realitas dunia modern!

Di sebuah sudut kota Nabire [penulis mengambil Kota Nabire sebagai contoh] yang jarang mendapat perhatian, di atas tumpukan sampah yang menggunung, dua ekor lalat tengah berbincang serius.

Example 300x600

Mereka adalah Buzzy dan Zing, dua sahabat yang telah lama hidup berdampingan di dunia yang semakin dipenuhi limbah manusia.

“Zing, pernahkah kau berpikir mengapa manusia selalu membuang sampah sembarangan?” tanya Buzzy, sambil hinggap di atas kaleng bekas yang berkarat.

BACA JUGA: Destinasi Wisata di Nabire yang Wajib Dikunjungi Pasca Lebaran 2025

Zing mengibaskan sayapnya. “Tentu saja! Aku sering mendengar manusia mengeluh tentang pencemaran lingkungan, tapi mereka sendiri yang membuatnya semakin parah.”

Buzzy menghela napas—jika seekor lalat bisa melakukannya. “Dulu, kita hidup di alam yang lebih bersih. Sampah masih terurai secara alami, dan makanan lebih sehat. Sekarang? Plastik di mana-mana, udara kotor, dan limbah beracun semakin banyak.”

“Ironisnya,” tambah Zing, “mereka bahkan menciptakan teknologi canggih, tetapi masih sulit untuk mengelola sampah mereka sendiri. Jika ini terus berlanjut, bukan hanya mereka yang akan sengsara, tapi kita juga.”

Buzzy mengangguk. “Benar! Kita lalat sering dianggap sebagai hama. Padahal, tanpa sampah yang mereka buang, kita tak akan hidup seperti sekarang. Tapi jika dunia terus dipenuhi limbah berbahaya, bukan hanya manusia yang terancam, tapi juga seluruh ekosistem.”

Zing menatap langit yang mulai tampak kelabu karena polusi. “Mungkin suatu hari nanti manusia akan sadar bahwa mereka harus berubah. Jika tidak, siapa yang tahu bagaimana nasib kita semua?”

BACA JUGA: Gempa Bumi Magnitudo 2,3 Guncang Nabire, Papua Tengah, 31 Maret 2025

Percakapan mereka terhenti saat hujan mulai turun, menciptakan genangan air kotor di antara gunungan sampah. Di tengah dunia yang semakin tercemar, satu hal tetap pasti: manusia harus mengambil tindakan sebelum terlambat.

Disclaimer

Percakapan imajinatif antara dua lalat ini mencerminkan kenyataan pahit tentang kebiasaan manusia dalam mengelola lingkungan. Jika kesadaran tidak segera meningkat, bukan hanya manusia yang akan terdampak, tetapi seluruh makhluk hidup di bumi ini. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *