Nabire | Jumat Agung adalah hari kedua dalam Tri Hari Suci (Triduum Paskah), yang memperingati sengsara dan wafat Yesus Kristus di kayu salib. Hari ini menjadi momen paling sunyi dan khusyuk dalam kalender liturgi Gereja Katolik, di mana umat merenungkan penderitaan Yesus demi keselamatan dunia.
Warna yang digunakan dalam liturgi Jumat Agung adalah merah, baik pada pakaian imam (kasula atau stola) maupun dekorasi liturgi lainnya.
Makna Simbolik Warna Merah:
- Darah Kristus yang Dicurahkan
Warna merah melambangkan darah Yesus yang tercurah di kayu salib. Darah ini bukan hanya simbol penderitaan, tetapi juga tanda kasih dan pengorbanan tertinggi dari Allah untuk menebus dosa umat manusia.
BACA JUGA: Jumat Agung: Makna dan Perayaan Umat Katolik
- Kasih yang Berani Mengorbankan Diri
Dalam warna merah terkandung makna kasih yang rela berkorban, sebuah cinta yang tidak egois. Jumat Agung menjadi saat di mana kita mengenang cinta Tuhan yang total, tanpa syarat, dan tanpa pamrih.
- Pengorbanan Para Martir
Warna merah juga adalah warna para martir, mereka yang mati demi iman. Kristus adalah Martir Agung, teladan utama dalam penyerahan diri demi kebenaran dan keselamatan sesama.
- Kemenangan Melalui Salib
Meskipun penuh kesedihan, warna merah juga membawa harapan akan kemenangan hidup atas maut. Melalui salib, Kristus tidak kalah, tetapi justru menang—dan kita diundang untuk ikut dalam kemenangan itu.
Makna Teologis Jumat Agung
Jumat Agung bukan sekadar mengenang peristiwa sejarah, tetapi menghidupi misteri iman:
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal…” (Yohanes 3:16)
- Ini adalah hari kontemplasi, bukan selebrasi.
- Tidak ada Misa, karena pengorbanan Kristus yang satu dan kekal sedang direnungkan secara penuh.
- Gereja mengundang umat untuk diam, berdoa, dan bersatu dalam penderitaan Kristus.
BACA JUGA: Makna Kamis Putih Bagi Umat Katolik: Sejarah, Tradisi, dan Perayaan
Melalui warna merah pada Jumat Agung, Gereja mengajarkan bahwa penderitaan dan kematian bukanlah akhir, tetapi jalan menuju kebangkitan. Warna ini mengajak kita untuk:
- Mengenang pengorbanan Kristus
- Merenungkan kasih Allah
- Membangun harapan dalam penderitaan
Jumat Agung bukan hanya peristiwa duka, tapi juga undangan untuk masuk dalam misteri salib yang menyelamatkan. (*)