NabireNews.com | Pemerintah Provinsi Papua Tengah bakal menggelar Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) di Nabire, sebagai forum strategis untuk memperkuat sistem pelayanan kesehatan yang inklusif dan berkelanjutan.
Acara berlangsung selama tiga hari, dimulai pada Senin, 21 April 2025, dan ditutup pada Rabu, 23 April 2025, dengan melibatkan kementerian, lembaga, organisasi internasional, akademisi, serta perwakilan dari delapan kabupaten se-Papua Tengah.
Hari Pertama: Penguatan Arah Kebijakan dan Sinergi Lintas Sektor
Rakerkesda dibuka dengan sesi registrasi dan ramah tamah pada siang hari, dilanjutkan dengan serangkaian sesi pemaparan kebijakan strategis.
BACA JUGA: Gubernur Meki Bakal Bangun Klinik Bersalin dan Bayi Tabung Gratis di Papua Tengah
Dr. Ari Rumainum dari Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes membuka sesi dengan topik “Membangun Sistem Kesehatan yang Tangguh dalam Menghadapi Krisis.” Dilanjutkan oleh Sanvredey Toding dari Biro Perencanaan dan Anggaran Kemenkes RI yang menyampaikan “Arah Pembangunan Kesehatan Nasional dalam Bingkai Asta Cita.”
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Papua juga menyoroti kebijakan dan strategi pembangunan kependudukan dan keluarga sebagai dasar penting pembangunan kesehatan jangka panjang.
@nabirenews2025_official Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, mengumumkan rencana pembangunan monorel yang akan menghubungkan Kota Nabire dengan Bandara Douw Aturure #pemprovpapuatengah#papuatengah #nabire #monorel #mekinawipa #bp3okp #fyp #nabire_tiktok_comunity #gubernurpapuatengah #beritaviral#papua
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
Malam harinya, seluruh peserta menikmati gala dinner sebagai ajang silaturahmi dan penguatan jejaring lintas sektor.
Hari Kedua: Dialog Mendalam dan Penyampaian Inisiatif Daerah
Selasa pagi, acara dibuka secara resmi oleh Gubernur Papua Tengah dengan serangkaian sambutan, termasuk dari Ketua Panitia dan Bupati Nabire.
Sesi I hingga IV menampilkan paparan dari berbagai lembaga, termasuk YPMAK, Klinik Wamena, BP3OKP Papua Tengah, WHO, UNICEF, hingga PT Freeport Indonesia dan BPJS Kesehatan.
BACA JUGA: Aloysius Giyai: Sosok Pejuang Kesehatan Papua
Beragam isu diangkat, mulai dari pelayanan kesehatan di daerah terpencil, upaya pemberantasan malaria dan HIV, hingga pemanfaatan Dana Otsus dan perencanaan berbasis data melalui Integrated Micro-Planning (IMP).
Tak kalah penting, topik pemenuhan SDM kesehatan dan studi kelayakan rumah sakit juga menjadi sorotan. Prof. Dumilah Ayuningtyas, Prof. Anton Rahardjo, dan Prof. Purnawan Junadi dari Universitas Indonesia memberikan perspektif akademis terhadap pembangunan rumah sakit provinsi dan vertikal.
Diskusi panel sore dipandu oleh DR. drg. Yohannes Tebai, M.Hkes dan diakhiri dengan penyampaian hasil rembuk dialog bersama oleh tim perumus yang diketuai dr. Agnes, M.Kep., Ph.D.
Hari Ketiga: Evaluasi Kinerja dan Penyusunan Rekomendasi
Rabu, 23 April 2025, diawali dengan pemaparan hasil rembuk dialog dan laporan kinerja masing-masing bidang di Dinas Kesehatan P2KB. Kepala bidang KSPK, Dalduk, Kesmas P2, serta Yankes dan SDK menyampaikan capaian serta tantangan yang dihadapi.
Diskusi dan penyusunan rekomendasi dipimpin oleh Yudith Raru dan Sofia Gobai. Puncaknya adalah penyusunan dan penandatanganan kesepakatan bersama hasil Rakerkesda antar kabupaten dan provinsi yang difasilitasi oleh Kadinkes P2KB dan Sekretaris Dinkes P2KB. (*)