Nabire | Pagi itu, halaman Kantor Gubernur Papua Tengah di Bandara Lama, Nabire, dipenuhi suasana khidmat. Upacara peringatan Hari Otonomi Daerah ke-29 baru saja usai, namun sorotan belum beranjak dari panggung utama.
Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, SH, melangkah mantap, bukan hanya sebagai seorang pemimpin daerah, tetapi sebagai sosok yang membawa harapan bagi mereka yang sering luput dari perhatian: warga binaan Lapas.
Setelah hampir sebulan berlalu sejak kunjungannya ke Lapas Klas IIB Nabire pada 29 Maret 2025, Gubernur Meki memenuhi janjinya. Dengan latar belakang langit Nabire yang cerah, ia secara simbolis menyerahkan 1 unit mobil ambulans dan layanan Kartu Otonomi Khusus Sehat (KO SEHAT) untuk warga binaan.
BACA JUGA: Warga Binaan Teteskan Air Mata Saat Gubernur Nawipa Sambangi Lapas Mimika
Sebuah langkah konkret dalam memastikan bahwa hak atas kesehatan bukan sekadar retorika, tetapi nyata dirasakan, bahkan oleh mereka yang berada di balik jeruji.
Dari Janji Menjadi Bukti
Penyerahan itu disaksikan langsung oleh Kalapas Nabire I Made Supartana, A.Md.IP., SH., MH, bersama Wakil Gubernur Deinas Geley, S.Sos., M.Si, serta Plt. Kepala Dinas Kesehatan dr. Agus, M.Kes., CH,Med., CHt. Gubernur juga menyerahkan satu ambulans tambahan untuk Tim Krisis Kesehatan di bawah naungan Dinas Kesehatan Provinsi.
Namun yang paling menyentuh adalah saat Agustinus Boy Tan Sawaki, salah satu warga binaan, maju menerima KO SEHAT secara simbolis. Di balik seragam lapas, tampak matanya berkaca-kaca—sebuah gestur kecil yang berbicara banyak tentang harapan yang kembali menyala.
Menghapus Batas, Membangun Keadilan
Gubernur Meki bukan hanya berbicara soal bantuan. Ia menyuarakan filosofi pemerintahan yang berakar pada kemanusiaan dan kesetaraan. Dalam pernyataannya kepada media, ia menegaskan bahwa warga binaan, meskipun menjalani masa hukuman, tetap bagian dari masyarakat Papua Tengah yang berhak atas pelayanan kesehatan.
BACA JUGA: Nabire Butuh Aspal, Bukan Rel Gantung: Kritik Warga atas Wacana Monorel
Program KO SEHAT sendiri merupakan layanan kesehatan gratis berbasis Otonomi Khusus yang diperuntukkan bagi Orang Asli Papua (OAP). Diluncurkan sejak 2023, program ini mengadopsi prinsip keberpihakan terhadap masyarakat marjinal, terinspirasi dari Kartu Papua Sehat di era Gubernur Lukas Enembe.
Tidak hanya di Nabire, kepedulian Gubernur Meki juga telah menjangkau Lapas Klas IIB Timika. Beberapa waktu lalu, ia juga menyerahkan KO SEHAT bagi narapidana di sana. Ia menegaskan bahwa langkah ini akan terus berlanjut sebagai bagian dari sinergi antara pemerintah dan institusi pemasyarakatan.
@nabirenews2025_official Anggota Komisi IV DPR Papua Tengah, Peter Worabay, membuktikan komitmennya dengan memberangkatkan 22 guru di wilayah pesisir Nabire untuk mengikuti pelatihan di Sekolah Taruna, Timika. #pahlawantanpatandajasa #gurupapua #inspirasipapua #pendidikanuntuknegeri #ceritadaritimur #anakpapua #guruhebat #peterworabay #papuatengah #nabire #nabire_tiktok_comunity #wakilrakyat #pdiperjuangan #dprpapuatengah #mimika #timika #sekolahtaruna #ypmak #fyp
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
“Selepas keluar dari Lapas, mereka bisa menjadi manusia yang berguna. Itulah tujuan kita.”
Kesehatan sebagai Jalan Reintegrasi
Di tengah tantangan penegakan hukum dan pemasyarakatan, langkah Gubernur Meki membawa pesan penting: keadilan bukan hanya soal hukuman, tetapi juga soal pemulihan dan pemberdayaan. Dengan KO SEHAT, warga binaan tidak hanya mendapatkan akses ke fasilitas kesehatan, tetapi juga dihargai martabatnya sebagai manusia.
Dengan diserahkannya ambulans dan kartu KO SEHAT, Gubernur Meki bukan hanya memberikan bantuan, melainkan membangun jembatan: dari jeruji ke harapan, dari stigma ke pemulihan. (*)