NabireNews.com | Di balik kabut tipis dan dingin menusuk tulang di Pegunungan Tengah Papua, dua kota kecil bernama Ilaga dan Mulia menyimpan cerita besar. Meski namanya tak setenar Jayapura atau Wamena, kedua kota ini menjadi pusat pemerintahan dua kabupaten yang kerap disangka satu: Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya.
Banyak orang luar Papua mengira keduanya adalah satu wilayah. Nama yang mirip dan lokasi yang sama-sama di jantung pegunungan Papua membuat kebingungan sering terjadi—baik dalam pemberitaan, data pemerintahan, bahkan dalam pengiriman bantuan logistik. Namun, Ilaga dan Mulia punya identitas masing-masing yang layak dikenali.
Lahir dari Perjuangan: Sejarah Dua Kabupaten
Kabupaten Puncak Jaya adalah “induk” dari dua wilayah. Berdiri sejak tahun 1996, kabupaten ini dulunya mencakup area yang sangat luas, termasuk wilayah Ilaga yang kini telah berdiri sendiri sebagai Kabupaten Puncak sejak pemekaran pada tahun 2008.
BACA JUGA: Di Tengah Kabut Puncak Jaya, Tangan Polisi Menjadi Penolong Seorang Petani
Ilaga, ibu kota Kabupaten Puncak di Provinsi Papua Tengah, berdiri kokoh di atas lembah sempit yang dikelilingi tebing curam. Sementara itu, Mulia, ibu kota Kabupaten Puncak Jaya di Provinsi Papua Pegunungan, berada di dataran yang lebih terbuka dan strategis secara administratif.
Keduanya terisolasi dari jalur darat besar. Pesawat kecil jenis Twin Otter menjadi penyambung utama dengan dunia luar. Namun, dari segi infrastruktur, Mulia selangkah lebih maju dengan adanya kantor-kantor pemerintah yang lebih lengkap, fasilitas pendidikan, dan akses bandara yang sedikit lebih baik.
@nabirenews2025_official Menyikapi pertikaian antarpengukung pasangan calon (Paslon) bupati dan wakil bupati Puncak Jaya, Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa langsung bergerah cepat untuk memanggil calon bupati dan wakil bupati Puncak Jaya. Keduanya bersepakat untuk akhiri konflik. #pertikaian #paslonbupatidanwakilbupati #puncakjaya #puncakjayapapua #papuatengah #gubernurpapuatengah #mekinawipa #konflikpuncakjaya #perangantarkelompok #kabupatennabire #nabire #nabire_tiktok_comunity
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
Budaya yang Hidup di Tengah Kabut
Baik Puncak maupun Puncak Jaya merupakan rumah bagi suku-suku besar seperti Dani, Damal, dan Nduga. Tradisi bakar batu, nyanyian perang, dan ukiran kayu masih menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari.
Namun, ada perbedaan kecil yang terasa. Di Puncak Jaya, beberapa generasi muda sudah mulai merambah dunia pendidikan tinggi dan bisnis kecil. Di sisi lain, masyarakat Puncak masih lebih kental mempertahankan adat dan struktur sosial tradisional.
Kedua wilayah kerap disebut dalam laporan konflik karena keberadaan kelompok bersenjata di wilayah pegunungan. Namun, masyarakat lokal memiliki cara sendiri untuk bertahan dan menjaga harmoni.
BACA JUGA: Pelukan Damai di Puncak Jaya: Saat Anak-anak Menemukan Harapan di Tengah Operasi
Ilaga dan Mulia: Beda Jalan, Satu Harapan
Dua kabupaten ini adalah simbol perjuangan otonomi dan identitas masyarakat pegunungan Papua. Meski jalan yang mereka tempuh berbeda, keduanya punya harapan yang sama: pembangunan yang adil, pendidikan yang layak, dan damai yang abadi.
Mengenali perbedaan Kabupaten Puncak dan Kabupaten Puncak Jaya bukan sekadar soal administratif. Ini adalah upaya menghormati identitas, sejarah, dan aspirasi dua wilayah yang menjadi jantung peradaban Papua di ketinggian. (*)