Mulia | Di tengah embusan angin Pegunungan Tengah yang sejuk dan sunyi, sebuah pemandangan menggetarkan jiwa tampak menjulang di atas Bukit Zaitun, Kamis pagi (1/5/2025).
Ribuan warga Puncak Jaya bersama prajurit TNI dari Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 715/Motuliato berdiri berdampingan, menatap langit saat bendera Merah Putih raksasa perlahan dikibarkan.
Diiringi lantunan lagu kebangsaan Indonesia Raya yang bergema dari mulut warga hingga aparat, merah putih berkibar megah, menggugah rasa haru dan kebanggaan yang sulit dilukiskan dengan kata-kata. Suasana syahdu tak terhindarkan—mata yang berkaca-kaca, dada yang berdegup kencang, dan hati yang dipenuhi semangat kebangsaan.
BACA JUGA: Di Tengah Kabut Puncak Jaya, Tangan Polisi Menjadi Penolong Seorang Petani
Letkol Inf Prawito, komandan Satgas, berdiri di antara pasukannya dengan sorot mata tajam namun penuh ketulusan. Suaranya tegas ketika ia menyampaikan makna dari upacara ini.
“Pengibaran bendera raksasa ini adalah simbol kuat bahwa masyarakat Puncak Jaya mencintai Indonesia. Ini adalah pernyataan bahwa kami adalah bagian dari NKRI.”
Bukit Zaitun, yang selama ini menjadi saksi bisu pergolakan sejarah dan gejolak zaman, hari itu menjadi altar pengabdian. Upacara ini bukan hanya seremonial. Ia adalah perwujudan nyata dari semangat kebangsaan yang hidup dan menyala di tengah masyarakat Papua.
Letkol Prawito juga menyinggung sejarah 1 Mei 1963—sebuah tanggal yang diwarnai narasi ganda. Namun baginya, dan bagi ribuan yang hadir hari itu, kebersamaan dan kebulatan tekad jauh lebih kuat daripada perbedaan tafsir sejarah.
“Kami tidak menutup mata terhadap berbagai narasi yang berkembang, namun kegiatan hari ini adalah jawaban: masyarakat Papua, khususnya Puncak Jaya, berdiri teguh bersama NKRI.”
BACA JUGA: Pelukan Damai di Puncak Jaya: Saat Anak-anak Menemukan Harapan di Tengah Operasi
Salah satu momen paling menyentuh terjadi saat Ketua Klasis GIDI Mulia, Telius Wonda (46), berbicara di hadapan warga. Dengan suara lirih dan mata yang berkaca-kaca, ia menyampaikan harapannya.
“Saya sangat tersentuh. Ini bukan sekadar pengibaran bendera, ini adalah penyemangat, penanaman cinta tanah air yang harus terus dilanjutkan setiap tahun.”
Kegiatan ini bukan hanya milik tentara dan tokoh agama. Seluruh unsur masyarakat hadir: dari Dandim 1714/PJ Letkol Inf Irawan Setya Kusuma, Kapolres AKBP Achmad Fauzan, hingga para pemimpin adat dan gembala gereja yang menyatukan semangat warga dari berbagai latar belakang.
@nabirenews2025_official Kabar gembira!!!! Kebab Alibaba hadir di Nabire, tepatnya di kawasan Cafe Box 21 Oyehe. Buat warga Nabire, ayo segera merapat karena ada promo spesial #kebabalibaba #kebab #nabire #nabire_tiktok_comunity #papuatengah #pecintakuliner #foodvlogger #cafebox21 #jajananviral#makananviral #kulinerpapua #nabirefoodies #kebabenak#promomakanan
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
Tak ada perbedaan siang itu—yang ada hanyalah wajah-wajah yang menatap haru ke Merah Putih, yang mengibarkan harapan di langit Puncak Jaya. Di bawah langit Papua yang luas, ribuan suara bersatu menyanyikan lagu perjuangan, dan ribuan hati kembali dipatri dengan kecintaan terhadap Ibu Pertiwi.
Momen 1 Mei di Bukit Zaitun bukan hanya peringatan sejarah. Ia adalah bab baru dalam narasi Papua yang penuh harapan, bahwa dari puncak gunung hingga pelosok kampung, Merah Putih tetap berkibar di dada setiap anak negeri. (*)