Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Sosok

Mendiang Pdt Noakh Nawipa: Sosok Bapa Rohani di Balik Perjalanan Hidup Gubernur Meki

×

Mendiang Pdt Noakh Nawipa: Sosok Bapa Rohani di Balik Perjalanan Hidup Gubernur Meki

Sebarkan artikel ini
Pendeta Noakh Nawipa, tokoh Gereja Kingmi Papua, wafat di Jayapura. Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa hadir di pemakaman dan menyebut almarhum sebagai sosok inspiratif yang berperan besar dalam hidupnya. “Kemenangan saya sebagai Gubernur didedikasikan untuk beliau,” kata Meki. (Humas Pemprov Papua Tengah)
Example 468x60

Jayapura | Di bawah langit mendung Jayapura, aroma bunga segar dan isak tangis pelayat menyelimuti pekuburan, saat satu demi satu orang melepas kepergian seorang tokoh besar Tanah Papua: Pendeta Noakh Nawipa. Di tengah barisan pelayat, tampak Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, berdiri dengan wajah sendu namun tegar.

Hari itu, bukan sekadar kepergian seorang pendeta. Bagi Meki Nawipa, itu adalah perpisahan terakhir dengan sosok bapa, guru, dan penuntun hidup yang telah membentuk arah langkahnya hingga menduduki jabatan sebagai Gubernur Papua Tengah pertama.

Example 300x600

“Saya diperlakukan seperti bos di rumah beliau,” kata Meki, mengenang masa SMA-nya saat tinggal di rumah almarhum. “Engkau yang menyuruh saya bertarung di Pilkada Papua Tengah. Dan kemenangan ini, saya dedikasikan hanya untuk Engkau.”

BACA JUGA: Ini Tujuan Gubernur Meki Minta Pemekaran Kabupaten ke Komisi II DPR RI

Rumah yang Menjadi Sekolah Kehidupan

Bertahun-tahun silam, seorang remaja bernama Meki Nawipa menapaki Jayapura untuk mengenyam pendidikan. Ia jauh dari kampung halamannya di Paniai. Namun, ia tidak sendirian. Rumah Pendeta Noakh Nawipa menjadi tempatnya berteduh—bukan hanya dari hujan dan panas, tapi dari goncangan kehidupan remaja yang jauh dari orang tua.

Di rumah itu, Meki belajar bukan hanya pelajaran sekolah. Ia belajar tentang kasih, kepemimpinan, pelayanan, dan keteguhan iman. Almarhum Pendeta Noakh tak hanya membuka pintu rumah, tapi juga membuka hati dan pikirannya bagi siapa saja yang haus akan bimbingan dan teladan.

@nabirenews2025_official

Gubernur Papua Tengah, Meki Nawipa, mengumumkan rencana pembangunan monorel yang akan menghubungkan Kota Nabire dengan Bandara Douw Aturure #pemprovpapuatengah#papuatengah #nabire #monorel #mekinawipa #bp3okp #fyp #nabire_tiktok_comunity #gubernurpapuatengah #beritaviral#papua

♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official

“Ia tidak pernah menggurui dengan suara keras, tapi hidupnya sendiri adalah pelajaran yang tak terlupakan,” ujar Meki mengenang.

Jejak Panjang Sang Pendeta

Pendeta Noakh Nawipa lahir di Enarotali, Kabupaten Paniai, pada 26 Oktober 1958. Beliau adalah salah satu tokoh penting dalam perkembangan Gereja Kemah Injil (Kingmi) di Tanah Papua. Tak hanya itu, ia juga menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teologi Walter Post Sentani, institusi yang telah melahirkan banyak pemimpin gereja di Papua.

BACA JUGA: Nurhaidah Meki Nawipa, Perempuan Adat Makimi yang Menyemai Harapan

Jejak akademiknya pun mengagumkan:

  • Bachelor of Theology (B.Th) – STT Jaffray, 1982
  • Master of Divinity (M.Div) – Alliance Biblical Seminary, Filipina, 1992
  • Doctor of Education (Ed.D) – Asia Graduate School of Theology, Filipina, 1997

Ia adalah pemimpin yang tak hanya berdiri di mimbar, tetapi juga berani turun ke masyarakat, membela kaum lemah, dan menginspirasi generasi muda.

Pada tahun 2013, ia sempat mencalonkan diri sebagai Gubernur Papua bersama Johannes Wop melalui jalur independen. Meski tak memenangkan pemilu, tekadnya untuk melayani rakyat tidak pernah padam.

Pendeta Noakh Nawipa, tokoh Gereja Kingmi Papua, wafat di Jayapura. Gubernur Papua Tengah Meki Nawipa hadir di pemakaman dan menyebut almarhum sebagai sosok inspiratif yang berperan besar dalam hidupnya. “Kemenangan saya sebagai Gubernur didedikasikan untuk beliau,” kata Meki. (Dok. Humas Pemprov Papua Tengah)

Hari Ketika Papua Menangis

Rabu, 30 April 2025, menjadi hari duka. Pendeta Noakh Nawipa menghembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Dian Harapan Jayapura pada usia 67 tahun. Kabar duka itu menyebar cepat, menyentuh hati banyak orang yang pernah disentuh hidupnya.

Sabtu berikutnya, ratusan orang berkumpul di pemakamannya. Tidak ada perpisahan yang mudah, apalagi ketika yang berpulang adalah seseorang yang telah menjadi batu penjuru bagi banyak kehidupan.

Meki Nawipa berdiri di sisi makam, meletakkan karangan bunga dengan tangan gemetar. Wajahnya menyimpan duka dan hormat yang dalam.

“Selamat beristirahat, Pendeta. Nama dan warisanmu akan kami bawa, dalam langkah kami membangun Papua Tengah.”

BACA JUGA: Ini Jumlah Pemekaran Kabupaten yang Diminta Gubernur Meki Saat Temui Komisi II DPR RI

Warisan Abadi

Pendeta Noakh Nawipa memang telah pergi, tetapi jejaknya tak akan pernah hilang. Ia meninggalkan warisan bukan dalam bentuk gedung megah atau gelar-gelar duniawi, tetapi dalam nilai-nilai kehidupan, keberanian melayani, dan semangat mendidik anak-anak Papua untuk berdiri tegak di tanah mereka sendiri.

Dan hari ini, saat Papua Tengah berdiri sebagai provinsi baru dengan gubernur pertamanya, kita tahu, di balik keberhasilan itu, ada seorang pendeta yang pernah berkata: “Majulah, anakku. Papua butuh kamu.” (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *