Jayapura | Di tengah derasnya arus digitalisasi dan tantangan sektor pertanian yang terus berubah, muncul satu nama yang kini mulai diperbincangkan di kalangan akademisi dan pelaku teknologi Papua: Gustaf Griapon, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Jayapura.
Lewat inovasi bertajuk I-PADI (Internet of Things Pertanian Digital Indonesia), ia menggebrak dunia pertanian dengan pendekatan teknologi yang sederhana namun revolusioner.
Hari itu, Kamis (8/5/2025), auditorium H. Daud Syamsudin Pontoh di Universitas Yapis Papua (Uniyap), Dok V Jayapura, terasa berbeda. Puluhan mahasiswa dan dosen Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) berkumpul, bukan untuk kelas rutin, tetapi untuk sebuah kuliah umum yang membawa mereka jauh ke masa depan: smart farming dan kecerdasan buatan di lahan-lahan pertanian Papua.
BACA JUGA: MoU dengan Uniyap Papua, Diskominfo Jayapura: Pengembangan Teknologi dan Smart Farming
Dari Proyek Diklat ke Inovasi Nyata
I-PADI bukan sekadar ide di atas kertas. Inovasi ini lahir dari proyek perubahan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XXX Tahun 2023, di mana Gustaf menjadi salah satu pesertanya. Ia melihat langsung betapa sulitnya petani lokal mengakses informasi cuaca, ketersediaan air, hingga pola tanam yang sesuai.
“Pertanian kita tidak boleh tertinggal. Di tengah era kecerdasan buatan, petani juga berhak merasakan manfaat teknologi,” ujarnya di hadapan peserta kuliah umum.
I-PADI dirancang sebagai sistem pemantauan berbasis IoT yang mampu memberi informasi real-time kepada petani. Sensor-sensor ditanam di lahan untuk memantau kelembapan tanah, suhu, dan kondisi cuaca. Data ini kemudian diakses lewat aplikasi sederhana berbasis Android.
Kelas yang Tak Biasa
Kuliah umum itu jauh dari kesan membosankan. Dengan gaya bicara santai, diselingi humor khas Papua dan cerita dari lapangan, Gustaf berhasil menjembatani dunia teknologi dan kenyataan di kebun. Mahasiswa yang awalnya hanya datang untuk menggugurkan kewajiban SKS, perlahan-lahan terlihat mulai mencatat, bahkan beberapa mengajukan pertanyaan kritis.
“Ini bukan hanya soal teknologi. Ini soal harapan bahwa petani Papua bisa mandiri dan sejahtera lewat inovasi,” tegasnya.
Di tengah pemaparan, layar menampilkan cuplikan video petani yang kini menggunakan I-PADI di beberapa distrik Kabupaten Jayapura. Mereka tak lagi menebak-nebak kapan waktu tanam terbaik—sensor dan data berbicara, dan mereka mulai percaya.
BACA JUGA: Yunus Wonda: Tokoh Politik Papua yang Berperan Besar dalam Pembangunan Daerah
Membangkitkan Semangat Riset dan Kolaborasi
Dr. Andri Irawan, Wakil Rektor Bidang Kemitraan, Kewirausahaan dan Inovasi Uniyap, menyambut positif kehadiran Gustaf. Ia menyebut kuliah umum ini sebagai tonggak awal kolaborasi akademik antara Uniyap dan Dinas Kominfo Kabupaten Jayapura.
“Kita ingin mahasiswa tak hanya jadi pengguna teknologi, tapi pencipta dan pengembangnya. Materi ini menggugah semangat riset yang aplikatif, kontekstual, dan membumi,” ungkapnya.
Menurutnya, dunia pendidikan tinggi harus berani keluar dari zona nyaman, menyambut era industri 4.0 dan 5.0, termasuk di sektor pertanian yang selama ini dipandang ‘tradisional’.
@nabirenews2025_official 22 Guru di wilayah 3T di Nabire mengikuti pelatihan metode Maria Montessori di Sekolah Taruna Papua, Timika. Program pelatihan ini diinisiasi oleh anggota DPR Papua Tengah, Peter Worabay #peterworabay #dprpapuatengah #metodemengajar #pedulipendidikan #guru #nabire #nabire_tiktok_comunity #papuatengah #sekolahtarunapapua #pejuangpendidikan #montessori #fypシ゚ #pdiperjuangan
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
Mimpi Besar di Tanah Subur
Di akhir kuliah umum, Gustaf tak lupa menitipkan pesan: bahwa pertanian adalah masa depan yang harus dipertahankan dengan pendekatan baru. Bukan hanya cangkul dan pupuk, tetapi juga sensor, data, dan kecerdasan buatan.
Baginya, I-PADI bukan hanya soal alat, tetapi cara berpikir baru. Tentang bagaimana Papua—dengan tanahnya yang subur dan masyarakatnya yang gigih—bisa menjadi lokomotif pertanian digital di Indonesia Timur.
Dan hari itu, di tengah antusiasme mahasiswa dan senyum para dosen, benih dari mimpi besar itu seperti ditanam satu demi satu, di dalam pikiran generasi muda yang siap menjadi pelanjut. (*)