Nabire | Mentari belum terlalu tinggi ketika langkah ringan Ny. Nurhaidah Meki Nawipa, SE, menyusuri halaman sederhana TK dan SD Siloam Papua di Putaran II, Kali Bobo, Nabire. Tanpa protokoler. Tanpa pemberitahuan. Hanya niat tulus yang dibawa: menyapa dan mengasihi anak-anak Papua.
Sebagai Ketua TP PKK Provinsi Papua Tengah, sekaligus sosok ibu di balik Gubernur Meki Nawipa, kunjungan itu bukanlah pencitraan politik. Tapi pengingat bahwa pendidikan—terutama untuk anak usia dini—harus dimulai dari perhatian dan kehadiran.
Di tangan-tangan mungil para siswa, ia letakkan buku tulis. Di meja-meja kecil mereka, ia sisipkan susu dan telur—simbol kecil dari nutrisi dan semangat belajar. Senyum anak-anak mekar, seolah lupa bahwa hari itu adalah hari biasa di sekolah mereka.
BACA JUGA: Nurhaidah Meki Nawipa, Perempuan Adat Makimi yang Menyemai Harapan
“Beliau datang tiba-tiba. Kami tidak tahu. Tapi ketika ibu masuk, langsung disambut kepala sekolah dan para guru. Anak-anak pun langsung bersorak. Itu wujud cinta yang nyata,” kata Amos Yeninar, Ketua Yayasan Siloam Papua, yang masih terlihat terharu.
Bukan Kunjungan Pertama, Tapi Selalu Bermakna
Amos bercerita panjang. Tentang masa lalu, saat Ny. Nurhaidah masih menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Paniai. Tentang bantuan ruang kelas, mebeler, hingga pagar sekolah yang pernah diberikan. Dan tentang kunjungan-kunjungan senyap yang bukan untuk diliput, tapi untuk menyentuh hati.
“Ibu dan Bapak Gubernur sudah bersama kami sejak dulu, saat beliau masih Bupati Paniai. Mereka tidak pernah berhenti peduli. Ini bukan formalitas, ini panggilan hati,” ucap Amos.
@nabirenews2025_official 22 Guru di wilayah 3T di Nabire mengikuti pelatihan metode Maria Montessori di Sekolah Taruna Papua, Timika. Program pelatihan ini diinisiasi oleh anggota DPR Papua Tengah, Peter Worabay #peterworabay #dprpapuatengah #metodemengajar #pedulipendidikan #guru #nabire #nabire_tiktok_comunity #papuatengah #sekolahtarunapapua #pejuangpendidikan #montessori #fypシ゚ #pdiperjuangan
♬ suara asli – nabirenews2025_official – nabirenews2025_official
Membangun SDM dari Pangkuan Ibu dan Sekolah
Di Papua Tengah, membangun sumber daya manusia bukan hanya urusan pemerintah. Tapi soal kolaborasi, empati, dan komitmen. Bagi Yayasan Siloam, kedatangan Ketua TP PKK adalah sinyal bahwa perjuangan mereka tidak sendiri.
“Saya percaya, ini adalah awal yang baik. Kita butuh perhatian seperti ini agar pendidikan anak usia dini benar-benar menjadi prioritas. Kami yakin Gubernur dan Ibu akan terus menggandeng semua yayasan dan lembaga pendidikan di Papua Tengah,” tambah Amos.
BACA JUGA: Hardiknas 2025: Ketua PKK Papua Tengah Dinobatkan sebagai Perempuan Adat Makimi
Lebih dari Sekadar Bantuan
Tidak hanya dari provinsi, dukungan juga datang dari Pemerintah Kabupaten Nabire. Tahun lalu, Yayasan Siloam mendapat dana hibah dari Bupati Nabire, Mesak Magai. Bahkan, anak beliau sempat merayakan ulang tahun bersama anak-anak panti asuhan.
“Itu hal kecil yang berdampak besar. Anak-anak merasa dihargai. Merasa punya tempat di hati para pemimpin,” kata Amos.
Di halaman sekolah yang sederhana, harapan-harapan itu tumbuh. Bersama suara anak-anak yang mengeja huruf, menyanyikan lagu, dan memeluk buku baru mereka, Papua Tengah tengah menanam masa depan.
Dan di tengah-tengah mereka, berdiri seorang ibu—dengan mata teduh dan senyum tulus—yang tak sekadar hadir, tapi benar-benar memperhatikan. (*)